Setelah The Fed mengejutkan pasar dengan keputusan untuk tetap
mempertahankan pembelian obligasi senilai $85 milyar per bulan, saat ini
para pelaku pasar dan investor kembali dihadapkan dengan kecemasan baru
yaitu kecemasan mengenai plafon hutang Amerika. Kekhawatiran pasar
terhadap masalah plafon hutang Amerika cukup beralasan mengingat saat
ini Presiden Barrack Obama masih dalam proses negosiasi dengan Partai
Republik guna menaikkan batasan plafon hutangnya. Hutang Amerika saat
ini telah mencapai jumlah $16.7 triliun, dan jika Obama dan Republik
tidak mencapai kesepakatan dalam menaikkan plafon hutangnya sebelum
dateline pada 1 Oktober mendatang, maka Amerika dipastikan akan berada
di bawah bayang-bayang ancaman default.
Sebelumnya Presiden Barrack Obama melalui Menteri Keuangannya, Jacob Lew telah menegaskan untuk tidak mau berlama-lama mengadakan negosiasi dengan Partai Republik, dikarenakan beliau menganggap bahwa permasalahan ini harus segera dituntaskan mengingat perekonomian Amerika saat ini sedang mendapatkan momentum pertumbuhan yang cukup bagus dengan ditandai oleh solidnya sejumlah data ekonomi. Alotnya perundingan mengenai batasan hutang tersebut telah membawa dampak yang kurang bagus di pasar Amerika, padahal saat ini para pelaku pasar tengah menantikan sentimen positif dari kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah Amerika.
Jika kesepakatan mengenai plafon hutang tidak dapat dicapai sampai dengan tenggat waktu di 1 Oktober, maka dapat dipastikan pasar saham serta aset beresiko lainnya akan mengalami keterpurukan tajam akibat dari ancaman default yang terjadi. Selain itu sejumlah lembaga pemeringkat hutang disinyalir akan men-downgrade peringkat hutang Amerika ke level minus dan ini akan sangat berbahaya bagi pergerakan pasar saham dan mata uang. Namun para analis memperkirakan bahwa jika terjadi default, maka pasar komoditi Emas akan diuntungkan oleh maraknya aksi beli dari para investor yang memborong komoditi Emas sebagai alat lindung nilai dari inflasi yang berpotensi terjadi di pasar global.
Para analis serta ekonom memprediksikan bahwa pesona komoditi Emas sebagai safe haven akan kembali bersinar sehubungan dengan jatuhnya sejumlah pasar aset beresiko akibat dari ketidakpastian mengenai kebijakan moneter dan plafon hutang Amerika.
Sebelumnya Presiden Barrack Obama melalui Menteri Keuangannya, Jacob Lew telah menegaskan untuk tidak mau berlama-lama mengadakan negosiasi dengan Partai Republik, dikarenakan beliau menganggap bahwa permasalahan ini harus segera dituntaskan mengingat perekonomian Amerika saat ini sedang mendapatkan momentum pertumbuhan yang cukup bagus dengan ditandai oleh solidnya sejumlah data ekonomi. Alotnya perundingan mengenai batasan hutang tersebut telah membawa dampak yang kurang bagus di pasar Amerika, padahal saat ini para pelaku pasar tengah menantikan sentimen positif dari kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah Amerika.
Jika kesepakatan mengenai plafon hutang tidak dapat dicapai sampai dengan tenggat waktu di 1 Oktober, maka dapat dipastikan pasar saham serta aset beresiko lainnya akan mengalami keterpurukan tajam akibat dari ancaman default yang terjadi. Selain itu sejumlah lembaga pemeringkat hutang disinyalir akan men-downgrade peringkat hutang Amerika ke level minus dan ini akan sangat berbahaya bagi pergerakan pasar saham dan mata uang. Namun para analis memperkirakan bahwa jika terjadi default, maka pasar komoditi Emas akan diuntungkan oleh maraknya aksi beli dari para investor yang memborong komoditi Emas sebagai alat lindung nilai dari inflasi yang berpotensi terjadi di pasar global.
Para analis serta ekonom memprediksikan bahwa pesona komoditi Emas sebagai safe haven akan kembali bersinar sehubungan dengan jatuhnya sejumlah pasar aset beresiko akibat dari ketidakpastian mengenai kebijakan moneter dan plafon hutang Amerika.
0 komentar:
Posting Komentar